Manasik Haji: Urutan, Doa, Tata Cara, dan Hikmahnya
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial. Bagi banyak orang, persiapan sebelum melaksanakan haji menjadi momen penting, di mana salah satu yang paling esensial adalah manasik haji. Lantas, apa itu manasik haji?
Pada kesempatan kali ini, BPKH akan menguraikan secara mengenai manasik haji, lengkap dengan urutan, doa, tata cara, dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Agar Anda dapat memahaminya dengan baik, simak sampai tuntas artikel di bawah ini!
Apa Itu Manasik Haji?
Manasik haji secara harfiah berarti pelatihan atau bimbingan terkait ibadah haji. Hal ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu calon jemaah haji memahami seluruh rangkaian ritual dan tata cara pelaksanaan haji yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Manasik haji dilakukan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, di mana para calon haji diajarkan segala hal yang akan mereka hadapi dan lakukan selama menjalankan ibadah haji. Selain itu, pelatihan ini juga penting untuk membekali jemaah dengan pemahaman terkait nilai-nilai spiritual dan teknis dari setiap rukun dan sunah haji.
Urutan Manasik Haji
Melaksanakan haji memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai setiap tahapan ibadah yang harus dilakukan. Berikut urutan manasik haji yang perlu dipahami:
1. Ihram
Ihram merupakan niat memasuki ibadah haji dengan mengenakan pakaian ihram, pakaian sederhana yang melambangkan kesucian. Ihram dimulai dari miqat, tempat yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji.
Baca Juga: Tips Memakai Pakaian Ihram
2. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji, di mana seluruh jemaah berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan memohon ampunan. Waktu wukuf dimulai sejak siang hingga terbenamnya matahari.
3. Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf, jemaah bermalam di Muzdalifah, mengumpulkan batu kerikil yang nantinya akan digunakan untuk melempar jumrah.
4. Melempar Jumrah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah melemparkan tujuh batu kerikil ke arah tugu jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan.
5. Tahalul Awal
Setelah melempar jumrah, jemaah melakukan tahalul dengan mencukur sebagian atau seluruh rambut sebagai tanda berakhirnya larangan ihram.
6. Tawaf Ifadah
Tawaf ini dilakukan setelah melempar jumrah dan merupakan salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan.
7. Sa’i
Setelah tawaf, jemaah melanjutkan dengan sa’i, yakni berjalan atau berlari kecil antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini merupakan bentuk peneladanan terhadap perjuangan Hajar mencari air untuk putranya, Ismail.
8. Tahalul Kedua
Pada tahap ini, jemaah haji melakukan pencukuran rambut bagi laki-laki atau memotong sedikit ujung rambut bagi perempuan, yang menandakan pencabutan larangan ihram. Tahalul kedua memungkinkan jemaah untuk kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, seperti berhubungan suami-istri. Ini menjadi langkah terakhir sebelum menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji.
Baca Juga: Tahalul Dalam Haji: Makna, Jenis dan Tata Caranya
9. Mabit di Mina
Setelah tawaf ifadah, jemaah kembali ke Mina dan bermalam di sana untuk melaksanakan ibadah lainnya, termasuk melempar jumrah di hari-hari tasyrik.
Doa Manasik Haji
Saat menjalankan ibadah haji, terdapat beberapa doa penting yang biasa dibaca oleh jemaah. Berikut adalah lima doa yang sering diucapkan selama manasik haji:
1. Doa Bacaan Talbiyah
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaikalla humma Labbaikh. Labbaikalaa Syariika Laka Labbaik. Innal Hamda Wa Ni’mata Lakawal Mulk Laa Syariikalakaa.
Artinya: Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.
2. Doa Saat Tawaf
بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ إِيْمَاناً بِكَ وَتَصْدِيقاً بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bismillahi wallahu akbar. Allahumma imanan bika, wa tashdiqan bi kitabika, wa wafa’an bi‘ahdika, wattiba‘an li sunnati nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, (aku bertawaf) karena keimanan kepada-Mu, kepercayaan terhadap kitab suci-Mu, pemenuhan terhadap janji-Mu, dan kepatuhan terhadap sunah nabi-Mu Muhammad saw.
Baca Juga: Doa Anak untuk Orang Tua Naik Haji
3. Doa di Bukit Safa dan Marwah
اللَّهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ولِلَّهِ الْحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَا أَوَّلَانَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ أَدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ، وَإِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ وَإِنِّي أَسْأَلُكَ كَمَا هَدَيْتَنِيْ لِلْإِسْلَامِ أَنْ لَا تَنْزِعَهُ مِنِّي حَتَّى تَتَوَفَّانِيْ وَأَنَا مُسْلِمٌ
Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhil hamd, Allâhu akbar ‘alâ mâ hadânâ, walhamdu lillâhi ‘alâ mâ aulânâ, lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyî wa yumît, biyadihil khair, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr. Lâ ilâha illallâhu anjaza wa’dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal ahzâba wahdah.
Lâ ilâha illallâhu wa lâ na’budu illâ iyyâhu mukhlisîna lahud dîna wa law karihal kâfirûn. Allâhumma innaka qulta ud’ûnî astajib lakum, wa innaka lâ tukhliful mî’âd, wa innî as’aluka kamâ hadaitanî lil islâmi an lâ tanzi’ahu minnî hattâ tatawaffanî wa anâ muslim.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, dan segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya kepada kami. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala pujian.
Dia yang menghidupkan dan mematikan, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan musuh-musuh sendirian. Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan tulus dalam beragama meskipun orang-orang kafir membenci.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman ‘berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan’, dan Engkau tidak mengingkari janji. Aku memohon kepada-Mu, sebagaimana Engkau telah memberi hidayah Islam kepadaku, janganlah Engkau mencabutnya dariku hingga Engkau wafatkan aku dalam keadaan Muslim.
4. Doa Saat Melempar Jumrah
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ وَرِضًا لِلرَّحْمٰنِ اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا
Bismillâhi wallâhu akbar, rajman lissyayâthîn wa ridhân lirrahmân, Allâhummaj’al hajjan mabrûran wa sa’yan masykûran.
Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Untuk melempar setan dan demi keridhaan Allah Yang Maha Pengasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur dan sa’i yang diterima.
5. Doa Pulang Haji
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اٰيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Lâ ilâha illallâhu waḫdahu lâ syarîkalahu lahul mulku wa lahul ḫamdu wahuwa ‘alâ kulli syai-in qadîr(un), âyibûn tâibûn ‘âbidûn sâjidûna li rabbinâ ḫâmidûn shadaqallâhu wa‘dahu wa nashara ‘abdahu wa hazamal aḫzâba waḫdahu
Artinya: Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Tuhan yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia pemilik seluruh kerajaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Semoga kami termasuk orang-orang yang kembali, orang-orang yang ahli tobat, ahli ibadah, ahli sujud dan ahli memuji Tuhan kami. Allah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan sendiri musuh-musuh -Nya.
Tata Cara Manasik Haji
Berikut tata cara pelaksanaan manasik haji yang wajib diikuti oleh calon jemaah:
1. Persiapan Mental dan Spiritual
Sebelum memulai manasik haji, penting untuk mempersiapkan diri secara mental dan spiritual. Calon jemaah harus membersihkan niat, fokus pada ibadah, dan menyiapkan diri untuk melaksanakan haji dengan ikhlas.
2. Pelatihan Manasik
Calon jemaah mengikuti bimbingan manasik haji yang diadakan oleh kelompok bimbingan haji atau pemerintah. Pelatihan ini mencakup simulasi urutan manasik dan penjelasan teknis setiap tahapan.
Baca Juga: Bentuk Amalan dan Keikhlasan dalam Ibadah Haji
3. Memulai dengan Ihram
Ihram adalah langkah pertama yang dilakukan saat memasuki miqat. Calon jemaah harus mengenakan pakaian ihram dan mengucapkan niat dengan khusyuk.
4. Melaksanakan Rukun dan Wajib Haji
Setiap rukun dan wajib haji, mulai dari tawaf, sa’i, hingga wukuf, harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan. Pelaksanaannya membutuhkan kesungguhan dan ketenangan agar setiap ibadah dilaksanakan dengan benar.
Hikmah Manasik Haji
Setiap ibadah haji memiliki hikmah tersendiri, baik dari segi spiritual maupun sosial. Beberapa hikmah dari pelaksanaan manasik haji antara lain:
1. Meningkatkan Ketakwaan
Ibadah haji menjadi wujud kepatuhan seorang Muslim kepada Allah Swt. Melalui rangkaian manasik, jemaah diingatkan untuk selalu berserah diri dan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya.
2. Menumbuhkan Rasa Persaudaraan
Haji mengumpulkan umat Muslim dari seluruh dunia tanpa memandang ras, warna kulit, atau status sosial. Hal ini menjadi momen persaudaraan global yang memperkuat ukhuwah islamiyah.
Baca Juga: Fiqih Haji dan Umroh: Dalil, Syarat Wajib, dan Rukunnya!
3. Meningkatkan Kesabaran dan Keikhlasan
Manasik haji mengajarkan jemaah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai tantangan, baik fisik maupun mental. Ibadah ini juga melatih keikhlasan dalam beribadah, di mana semua dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah Swt.
4. Pembersihan Dosa
Haji menjadi kesempatan bagi seorang muslim untuk memohon ampunan dan bertaubat. Bagi yang melaksanakan haji dengan benar, dia akan kembali dalam keadaan suci seperti bayi yang baru lahir.
5. Melatih Kedisiplinan
Manasik haji mengajarkan kedisiplinan, baik dalam hal waktu maupun tata cara pelaksanaan ibadah. Ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Itulah penjelasan mendalam mengenai apa itu manasik haji. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah haji dengan khusyuk dan sesuai dengan tuntunan syariat. Melalui manasik, calon jemaah tidak hanya belajar tentang tata cara pelaksanaan ibadah, tetapi juga memperdalam makna spiritual di balik setiap rukun dan wajib haji. Dengan pemahaman yang baik, jemaah diharapkan dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan meraih riha Allah Swt.
Bagi Anda yang ingin memperoleh informasi lebih lanjut mengenai penyelenggaraan haji, tata kelola keuangan haji yang sesuai dengan prinsip syariah, akuntabel, dan transparan, kunjungi website BPKH. Selain itu, Anda juga dapat menemukan beragam pengetahuan Islam lainnya yang akan mendukung persiapan ibadah haji Anda secara menyeluruh.