Menelusuri Asal Usul Lebaran Haji: Sejarah, Makna Agama, dan Tradisi Perayaan

asal usul lebaran haji

Menelusuri Asal Usul Lebaran Haji: Sejarah, Makna Agama, dan Tradisi Perayaan

Lebaran Haji, atau Idul Adha, merupakan salah satu perayaan besar umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen berkumpul bersama keluarga, namun juga menyimpan sejarah yang panjang dan mendalam. Lantas, dari mana sebenarnya asal-usul perayaan yang identik dengan penyembelihan hewan kurban ini? Untuk tahu jawabannya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Asal Usul Lebaran Haji (Idul Adha)

Idul Adha, juga dikenal sebagai Lebaran Haji, merupakan salah satu hari raya penting dalam agama Islam. Perayaan ini memiliki asal usul yang dalam dan makna yang mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Asal usul perayaan Idul Adha dapat ditelusuri kembali ke kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-Qur’an. Kisah ini menceritakan tentang kesetiaan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT untuk mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk pengorbanan dan kepatuhan kepada perintah Allah SWT. Kepatuhan dan ketaatan Nabi Ibrahim AS ini tertuang dalam surat An Nahl ayat 120 yang berbunyi:

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًاۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ

(inna ibrâhîma kâna ummatang qânital lillâhi ḫanîfâ, wa lam yaku minal-musyrikîn)

yang memiliki arti:

“Sesungguhnya Ibrahim adalah imam (sosok anutan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan bukan termasuk orang-orang musyrik.”

Namun, ketika Nabi Ibrahim AS siap untuk melaksanakan perintah tersebut, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk pengorbanan yang diterima-Nya. Daging yang telah disembelih tersebut kemudian dibagikan kepada umat muslim yang membutuhkan. Dari momen inilah tradisi kurban di hari raya Idul Adha muncul.

Selain kegiatan berkurban, peran penting perayaan Idul Adha dalam agama Islam juga terkait erat dengan ibadah haji. Setiap tahun, umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Makkah untuk melaksanakan ibadah haji, yang merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Idul Adha menjadi puncak dari ibadah haji, di mana para jamaah haji melaksanakan prosesi penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan kepatuhan kepada Allah SWT.

Baca Juga: Menggali 7 Hikmah Ibadah Haji dan Umroh yang Jarang Dipahami

Makna Agama Idul Adha

Makna dan nilai-nilai agama yang terkait dengan Idul Adha sangatlah dalam dan mendalam. Perayaan ini mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Pengorbanan hewan kurban pada Idul Adha merupakan simbol dari kesediaan umat Muslim untuk berkorban demi ketaatan kepada Allah SWT.

Pentingnya pengorbanan dan keikhlasan juga tercermin dalam kisah Nabi Ibrahim AS, yang bersedia untuk mengorbankan putranya sebagai bentuk taat kepada perintah Allah SWT. Hal ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu bersedia berkorban, baik dalam bentuk harta, waktu, maupun tenaga, demi menjaga kepatuhan dan keikhlasan dalam beribadah.

Baca Juga: Doa Anak untuk Orang Tua Naik Haji

Perbedaan Idul Adha dengan Idul Fitri

Idul Fitri dan Idul Adha merupakan dua perayaan agung dalam Islam yang memiliki makna dan pelaksanaan yang berbeda. Idul Fitri, yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, menjadi simbol kemenangan atas hawa nafsu dan penyucian diri. Hari raya ini dirayakan sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan menjalankan ibadah puasa dan sebagai momentum untuk saling memaafkan.

Di sisi lain, Idul Adha, yang diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah, menyimbolkan ketaatan tanpa syarat kepada Allah SWT. Peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS. menjadi landasan utama perayaan ini, mengajarkan umat Islam tentang pentingnya keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Fokus utama Idul Adha adalah ibadah kurban, sebagai bentuk pengorbanan harta benda yang meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS.

Dengan demikian, meskipun sama-sama hari raya besar, Idul Fitri dan Idul Adha memiliki karakteristik yang khas, masing-masing dengan nilai spiritual dan sosial yang mendalam.

Dengan demikian, Idul Adha tidak hanya menjadi momen untuk beribadah, namun juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Perayaan ini mengajarkan umat Muslim untuk selalu menjaga nilai-nilai kebersamaan, keikhlasan, dan kepedulian, sehingga menjadi bagian penting dari budaya dan agama Islam.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Oleh-Oleh Umroh dan Haji dan Tips Memilih Souvenir yang Berkualitas

Kesimpulan

Itulah dia penjelasan tentang asal usul lebaran haji yang dapat Anda jadikan panduan. Sebagai salah satu hari raya bagi umat muslim, Idul Adha atau hari raya Lebaran Haji menyimpan sejarah dan makna yang sangat dalam. Pada hari ini, umat muslim harus kembali mengingat betapa pentingnya kepatuhan dan ketaatan dalam beribadah. Selain itu, momen spesial Idul Adha juga dapat dijadikan momen untuk berbagi bersama umat muslim yang membutuhkan bantuan uluran tangan.

Temukan informasi lainnya terkait ibadah haji atau seputar ilmu agama Islam lainnya di website BPKH. Semoga informasi tersebut dapat membantu Anda memaknai hari Idul Adha dengan lebih baik sehingga bisa menjadi seorang muslim yang lebih taat dan sempurna dalam beribadah.

Share this post

superuser BPKH

Humas BPKH menyajikan informasi terkini dan edukatif seputar haji, umrah, dan ilmu keuangan islam. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dan transparansi bagi masyarakat.