5 Perbedaan Nafar Awal dan Nafar Tsani dalam Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang sangat penting bagi umat Muslim. Setiap tahun, jutaan jemaah dari seluruh dunia berkumpul di tanah suci untuk melaksanakan serangkaian ritual yang telah ditetapkan. Salah satu tahapan penting dalam ibadah haji adalah melontar jumrah di Mina, yang melambangkan penolakan terhadap godaan setan. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua istilah yang sering terdengar, yaitu nafar awal dan nafar tsani. Keduanya berkaitan dengan waktu dan tata cara meninggalkan Mina setelah melaksanakan lontar jumrah.
Bagi Anda yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji, istilah nafar awal dan nafar tsani mungkin terasa asing. Namun, memahami perbedaan nafar awal dan nafar tsani sangat penting karena hal ini akan mempengaruhi lamanya waktu Anda berada di Mina dan tata cara pelaksanaan lontar jumrah. Langsung saja simak pembahasannya di bawah ini!
Perbedaan Nafar Awal dan Nafar Tsani
Nafar awal dan nafar tsani mengacu pada dua pilihan waktu bagi jemaah haji untuk meninggalkan Mina setelah melontar jumrah. Keduanya memiliki aturan yang berbeda, terutama terkait jumlah hari dan jumlah lontaran batu kerikil yang harus dilakukan. Pemahaman yang baik tentang perbedaan ini akan membantu Anda menentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan kondisi perjalanan Anda.
1. Pengertian Nafar Awal dan Nafar Tsani
Nafar awal adalah opsi bagi jemaah haji yang memilih untuk meninggalkan Mina lebih awal, yaitu pada tanggal 12 Zulhijah setelah melempar jumrah pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah. Setelah melempar jumrah pada hari kedua Tasyrik, jemaah dapat langsung meninggalkan Mina menuju Makkah, asalkan sebelum matahari terbenam. Jika jemaah tidak sempat meninggalkan Mina sebelum waktu Magrib, maka mereka harus melanjutkan lontar jumrah hingga tanggal 13 Zulhijah dan secara otomatis mengambil nafar tsani.
Sebaliknya, nafar tsani adalah pilihan untuk menyelesaikan seluruh lontaran jumrah, termasuk pada tanggal 13 Zulhijah. Jemaah yang memilih nafar tsani akan tinggal di Mina satu hari lebih lama dan melempar jumrah pada tiga hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Dengan demikian, nafar tsani memberikan kesempatan bagi jemaah untuk menyelesaikan seluruh rangkaian lontar jumrah hingga hari terakhir.
Baca Juga: 4 Persiapan Sebelum Berangkat Haji yang Harus Diperhatikan oleh Calon Jamaah
2. Jumlah Hari Pelaksanaan
Perbedaan pertama yang mencolok antara nafar awal dan nafar tsani adalah jumlah hari pelaksanaannya. Bagi jemaah yang mengambil nafar awal, mereka hanya akan berada di Mina selama dua hari Tasyrik, yaitu tanggal 11 dan 12 Zulhijah. Sedangkan bagi jemaah yang memilih nafar tsani, mereka akan tinggal di Mina selama tiga hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Dalam hal ini, jemaah yang memilih nafar awal dapat menyelesaikan ibadah haji lebih cepat, yaitu selama empat hari, termasuk tanggal 9 hingga 12 Zulhijah. Sedangkan jemaah yang memilih nafar tsani akan menyelesaikan ibadah haji dalam lima hari, yaitu hingga tanggal 13 Zulhijah. Pilihan ini tergantung pada kondisi jemaah dan kemampuan fisik mereka untuk melanjutkan lontar jumrah pada hari ketiga Tasyrik.
3. Jumlah Batu Kerikil yang Dilempar
Selain jumlah hari, perbedaan lainnya terletak pada jumlah batu kerikil yang dilemparkan saat melontar jumrah. Pada nafar awal, jemaah haji melempar jumrah pada tiga lokasi setiap harinya, yaitu Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah, masing-masing dengan tujuh lemparan. Jumlah total batu yang dilemparkan pada nafar awal adalah 49 butir, yang terdiri dari 7 butir pada hari pertama (10 Zulhijah) dan 21 butir masing-masing pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah.
Di sisi lain, pada nafar tsani, jemaah haji akan melontar jumrah pada tiga hari Tasyrik, dengan total 70 butir batu kerikil. Rinciannya adalah 7 butir pada tanggal 10 Zulhijah dan 21 butir pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Jumlah batu kerikil yang lebih banyak pada nafar tsani menunjukkan bahwa jemaah haji yang memilih opsi ini akan menyelesaikan lontar jumrah sepenuhnya hingga hari terakhir di Mina.
4. Waktu Meninggalkan Mina
Jemaah yang mengambil nafar awal harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada tanggal 12 Zulhijah. Jika mereka masih berada di Mina setelah waktu Magrib, maka mereka wajib melanjutkan ibadah hingga tanggal 13 Zulhijah dan otomatis masuk ke dalam nafar tsani. Sementara itu, jemaah yang mengambil nafar tsani dapat meninggalkan Mina kapan saja pada tanggal 13 Zulhijah setelah menyelesaikan lontar jumrah.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa nafar awal memberikan fleksibilitas waktu yang lebih singkat, sedangkan nafar tsani membutuhkan komitmen lebih lama karena jemaah harus melanjutkan ibadah hingga hari terakhir di Mina.
Baca Juga: 3 Perbedaan Paspor Haji dan Biasa dari Berbagai Aspek
5. Dasar Hukum dan Hikmah
Perbedaan antara nafar awal dan nafar tsani dijelaskan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 203. Allah Swt berfirman:
۞ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۚوَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ ٢٠٣
“Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, tidak ada dosa baginya. Siapa yang mengakhirkannya tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.” (QS Al-Baqarah: 203)
Ayat ini memberikan kelonggaran bagi jemaah haji untuk memilih apakah akan mengambil nafar awal atau nafar tsani, sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka. Tidak ada dosa bagi yang memilih salah satu dari kedua opsi tersebut, asalkan ibadah haji dilaksanakan dengan penuh ketakwaan.
Hikmah dari adanya perbedaan nafar awal dan nafar tsani adalah memberikan kemudahan bagi jemaah haji. Mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kondisi fisik yang lemah dapat memilih nafar awal, sedangkan mereka yang mampu melanjutkan ibadah hingga hari terakhir dapat memilih nafar tsani. Dengan demikian, ibadah haji menjadi lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan jemaah.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara nafar awal dan nafar tsani sangat penting bagi setiap jemaah haji. Nafar awal memungkinkan jemaah untuk meninggalkan Mina lebih cepat pada tanggal 12 Zulhijah, sementara nafar tsani memerlukan jemaah untuk tinggal hingga tanggal 13 Zulhijah. Perbedaan ini tidak hanya mempengaruhi durasi waktu di Mina, tetapi juga jumlah batu kerikil yang dilemparkan saat melontar jumrah.
Baik Anda memilih nafar awal maupun nafar tsani, keduanya memiliki keutamaan tersendiri dan diperbolehkan dalam Islam. Hal yang terpenting adalah melaksanakan ibadah haji dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Untuk informasi lebih lanjut tentang pelaksanaan ibadah haji, umrah, serta pengelolaan keuangan haji yang berasaskan prinsip syariat, Anda dapat mengunjungi situs BPKH. Di sana, Anda akan menemukan berbagai informasi terkait penyelenggaraan ibadah haji yang transparan dan akuntabel.
Pengelolaan keuangan haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, nirlaba, dan manfaat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji serta kemaslahatan umat Islam.