Hadits tentang Hajar Aswad dan Aturan yang Harus Anda Ketahui
Hadits tentang Hajar Aswad dan Aturan yang Harus Anda Ketahui
Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa Hajar Aswad begitu dihormati dalam Islam? Hadits tentang Hajar Aswad menjelaskan keistimewaannya sebagai salah satu simbol penting dalam ibadah haji dan umrah.
Batu hitam ini tidak hanya menjadi titik awal tawaf, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam. Hajar Aswad diyakini sebagai aswad turun dari surga, yang menurut hadits dari Ibn Abbas, awalnya adalah batu putih murni yang kemudian berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.
Namun, banyak yang masih belum memahami aturan-aturan terkait Hajar Aswad, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam pelaksanaannya. Bagi umat Islam, memahami hadits dan aturan terkait Hajar Aswad bukan sekadar tuntutan ibadah, melainkan bentuk penghormatan kepada ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Artikel ini akan mengupas secara lengkap dan detail tentang hadits tentang Hajar Aswad serta aturan yang perlu Anda ketahui untuk melaksanakan ibadah secara benar.
Hadits tentang Hajar Aswad
Hajar Aswad merupakan batu hitam yang berasal dari surga dan terletak di sudut timur laut Ka’bah, tempat umat Islam memulai tawaf. Keistimewaannya tidak terlepas dari berbagai hadits yang menjelaskan makna dan keutamaan batu ini.
Berikut adalah beberapa hadits penting yang perlu Anda ketahui:
1. Dicontohkan oleh Rasulullah untuk Dicium dan Diusap
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Sayyidina Umar radhiyallahu anhu pernah berkata:
“Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.”
Hadits ini menunjukkan bahwa mencium atau mengusap Hajar Aswad adalah sunah yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tindakan ini bukan karena Hajar Aswad memiliki kekuatan magis, tetapi sebagai bentuk ketaatan dan cinta kepada Rasulullah. Menyentuh Hajar Aswad selama ritual Haji dan Umrah memiliki nilai spiritual yang besar, dan diyakini dapat menjadi saksi pada Hari Kiamat serta menghapus dosa.
2. Sebagai Tangan Allah di Bumi
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah mengkiaskan Hajar Aswad sebagai “tangan Allah” di bumi. Beliau bersabda:
“Barangsiapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih.”
Rasulullah juga bersabda hajar aswad turun dari surga, awalnya berwarna putih dan kemudian menghitam karena dosa-dosa manusia. Hadits ini mengandung makna simbolis yang mendalam. Mengusap Hajar Aswad diibaratkan seperti berbaiat kepada Allah SWT, memperbarui komitmen kita sebagai hamba-Nya.
Baca Juga: Doa Minum Air Zamzam Sesuai Sunah dengan Artinya
3. Saksi di Hari Kiamat
Riwayat dari at-Tirmidzi dan al-Thabrani menyebutkan bahwa Hajar Aswad akan menjadi saksi pada hari kiamat bagi siapa saja yang menyentuhnya dengan sungguh-sungguh. Ibnu Abbas RA juga meriwayatkan bahwa Hajar Aswad akan menjadi saksi pada hari kiamat. Hadits ini memperkuat keistimewaan Hajar Aswad sebagai bagian dari ibadah haji yang sarat dengan nilai spiritual.
4. Cahaya yang Dahsyat, Hitam Akibat Dosa
Menurut riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi, Hajar Aswad sebenarnya memiliki cahaya yang sangat terang, tetapi Allah SWT menutup cahaya tersebut agar manusia tidak terpesona secara berlebihan. Ini menunjukkan bahwa Hajar Aswad memiliki keagungan yang luar biasa, namun tetap menjadi bagian dari ciptaan Allah SWT. Jadi, Hajar Aswad awalnya berwarna putih sebelum berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.
Aturan Mencium Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu yang sangat penting dalam tradisi Islam, berasal dari surga dan awalnya berwarna putih sebelum berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Setelah memahami keistimewaan Hajar Aswad melalui hadits, penting juga untuk mengetahui aturan-aturan yang perlu diikuti saat mencium atau mengusapnya.
1. Dilakukan dengan Niat Ibadah
Mencium Hajar Aswad harus dilakukan semata-mata karena niat ibadah dan mengikuti sunah Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda tentang pentingnya menyentuh Hajar Aswad dengan niat yang benar. Jangan sampai tindakan ini dicampuri dengan keyakinan keliru, seperti menganggap Hajar Aswad memiliki kekuatan magis.
Baca Juga: Bagaimana Cara Daftar Ibadah Haji Plus? Simak Penjelasannya!
2. Mengutamakan Keselamatan
Jika situasi di sekitar Hajar Aswad terlalu padat, disarankan untuk tidak memaksakan diri. Sebagai gantinya, cukup mengarahkan tangan ke arah Hajar Aswad dan melambaikan tangan sebagai simbol penghormatan. Hal ini sesuai dengan anjuran syariat untuk mengutamakan keselamatan diri dan orang lain.
3. Hindari Berdesakan
Desakan yang terjadi di sekitar Hajar Aswad sering kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi jemaah lain. Islam mengajarkan untuk bersikap sabar dan mengutamakan akhlak mulia dalam setiap ibadah. Diriwayatkan dari Abdullah bin, berbagai hadith menekankan pentingnya untuk tidak menyebabkan kerugian saat menyentuh Hajar Aswad.
4. Ikuti Antrian dan Petunjuk Petugas
Saat ini, pengelolaan area Hajar Aswad sudah lebih tertib berkat adanya petugas yang mengatur jemaah. Hajar Aswad terletak di sudut Ka’bah, dan mengikuti arahan petugas memastikan pengalaman yang lancar. Pastikan Anda mengikuti antrian dan mematuhi arahan petugas agar ibadah berjalan dengan lancar.
Baca Juga: 9 Tips Menabung untuk Ibadah Haji
5. Tidak Perlu Berlebihan
Mencium Hajar Aswad adalah sunah, bukan kewajiban. Jangan sampai ibadah ini dilakukan dengan cara yang melanggar prinsip-prinsip syariat, seperti menyakiti orang lain atau menciptakan kekacauan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya moderasi dalam praktik keagamaan, termasuk dalam hal menyentuh Hajar Aswad.
Kesimpulan
Hajar Aswad adalah simbol yang memiliki makna spiritual mendalam dalam Islam. Berbagai hadits tentang Hajar Aswad menunjukkan keistimewaannya sebagai bagian dari ibadah haji dan umrah. Namun, memahami aturan yang menyertainya sama pentingnya untuk menjaga kesakralan ibadah ini.
Melalui pengamalan hadits dan aturan terkait Hajar Aswad, umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang benar dan sesuai syariat. Ingatlah, keutamaan Hajar Aswad bukan pada dirinya sebagai benda, tetapi pada ketaatan dan keikhlasan dalam mengikuti sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Temukan informasi terkini tentang penyelenggaraan haji, pengelolaan keuangan haji yang syariah, akuntabel, dan transparan hanya di website resmi BPKH. Kunjungi BPKH.go.id untuk mendapatkan panduan dan informasi terpercaya mengenai haji dan layanan terkait.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang ibadah haji dengan informasi yang lengkap dan terpercaya!