Tata Cara Mabit di Muzdalifah sesuai Tuntunan Sunnah

tata cara mabit di muzdalifah

Tata Cara Mabit di Muzdalifah sesuai Tuntunan Sunnah

Mabit di Muzdalifah adalah salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji yang penuh hikmah. Sebagai bagian dari syariat yang sarat makna, mabit ini mengajarkan kesederhanaan dan pengabdian yang mendalam. Bagaimana tata cara mabit di Muzdalifah yang benar sesuai sunnah? Yuk, kita bahas secara mendetail agar ibadah haji semakin khusyuk dan sesuai tuntunan.

Sekilas tentang Mabit di Muzdalifah

Muzdalifah adalah sebuah area terbuka yang terletak di antara Makkah dan Mina, dengan luas sekitar 12,25 km². Daerah ini berdekatan dengan Wadi Muhassir, sebuah lembah yang tidak termasuk dalam wilayah Muzdalifah. Lembah Muhassir berada di antara Mina dan Makkah, dan dikenal dalam sejarah sebagai tempat di mana Allah menghancurkan pasukan bergajah Raja Abrahah yang berniat menyerang Ka’bah. 

Secara bahasa, Muzdalifah berasal dari kata *al-izdilaf* yang berarti berkumpul atau bertemu, sehingga tempat ini juga sering diartikan sebagai lokasi pertemuan atau perkumpulan. Nama ini mungkin juga merujuk pada tradisi jemaah haji yang disunnahkan untuk menjama’ shalat Maghrib dan Isya di tempat tersebut. Selain itu, menurut beberapa riwayat, di Muzdalifah inilah Nabi Adam bertemu kembali dengan Hawa setelah terpisah.

Adapun Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rukun ibadah haji yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji selama perjalanan mereka. Mabit sendiri memiliki arti bermalam, sehingga ibadah mabit di Muzdalifah adalah ibadah menginap di Muzdalifah pada malam hari setelah wukuf di Arafah. Tujuan dari ibadah mabit di Muzdalifah adalah untuk menunjukkan ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT serta untuk merenungkan makna ibadah haji secara keseluruhan.

Baca Juga: Manasik Haji: Urutan, Doa, Tata Cara, dan Hikmahnya

Hukum Ibadah Mabit di Muzdalifah

Terdapat perbedaan pendapat ulama tentang hukum mabit di Muzdalifah. Jumhur ulama mengatakan mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, maka jamaah haji yang tidak Mabit di Muzdalifah terkena kewajiban dam. Sebagian ulama lain mengatakan bukan wajib haji melainkan rukun haji, dan sebagian ulama lain ada yang berpendapat bahwa mabit di Muzdalifah hukumnya sunnah.

Mengutip dari laman NU Online yang menyebutkan bahwa dalam kitab Syarhul Jami’ li Ahkamil Umrah wal Hajji waz Ziarah halaman 9 disebutkan:

   وقال الشافعية والحنابلة: يجب الوجود بمزدلفة بعد نصف الليل ولو ساعة لطيفة، فلابد أن يكون الحاج في النصف الثاني من الليل موجوداً في هذا المكان ولو بعضاً من الوقت فيه   

Artinya, “Ulama kalangan Syafi’iyah dan Hanabilah berkata, bagi jemaah haji wajib ada di Muzdalifah setelah masuk pertengahan malam sekalipun hanya diam dalam waktu yang sebentar”.   

Adapun untuk jamaah haji yang masuk kateogori tidak normal seperti uzur sakit, risiko tinggi, lanjut usia, berdesakanya jemaah yang berpotensi menyebabkan terganggunya keselamatan jiwa atau kondisi sulit (dharurat/masyaqqah), atau ia punya tugas untuk kepentingan jemaah haji, maka mereka mendapatkan keringanan (rukhshah) boleh tidak mabit di Muzdalifah, atau tetap memilih mabit tetapi dengan waktu yang sebentar.

Baca Juga: 4 Perbedaan Biaya Haji Dan Umroh yang Perlu Diketahui

Tata Cara Melaksanakan Ibadah Mabit di Muzdalifah

Kawasan Muzdalifah termasuk maysaril haram sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

  فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ    

Artinya, “Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram”. (QS. Al-Baqarah: 198).

Langkah pertama dalam melaksanakan ibadah mabit di Muzdalifah adalah tiba di Muzdalifah sebelum lewat tengah malam. Setelah tiba, jamaah haji akan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara berjamaah, dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah wukuf di Muzdalifah. Setelah itu, jamaah haji akan bermalam di Muzdalifah dan melaksanakan shalat Subuh pada hari berikutnya.

Selama bermalam di Muzdalifah, jamaah haji disunnahkan untuk banyak berdoa dan berzikir. Dengan berzikir dan berdoa, jamaah haji dapat memperbanyak istighfar, memohon ampunan, serta memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. 

Baca Juga: Doa Haji Mabrur Lengkap: Arab, Latin, dan Artinya

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa memahami tata cara mabit di Muzdalifah sangatlah penting bagi calon jamaah haji. Dengan memahami tata cara ini, jamaah haji akan dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan sesuai dengan tuntunan agama.

Beberapa tips tambahan untuk menjalankan ibadah mabit di Muzdalifah dengan khusyuk dan penuh keikhlasan adalah mempersiapkan diri dengan baik sebelum berangkat ke Muzdalifah, menjaga kondisi fisik dan kesehatan, serta selalu berdoa dan berzikir selama bermalam di Muzdalifah.

Dengan demikian, semoga panduan ini dapat membantu calon jamaah haji Indonesia untuk memahami tata cara mabit di Muzdalifah dan menjalankan ibadah haji dengan lancar dan penuh keberkahan.

Jika Anda memerlukan bantuan lebih lanjut terkait persiapan ibadah haji dan umrah, jangan ragu untuk menghubungi BPKH. Sebagai Badan Pengelola Keuangan Haji, kami hadir memberikan informasi terkini tentang penyelenggaraan haji dan pengelolaan keuangan haji dengan prinsip syariah, akuntabel dan transparansi.

Share this post

superuser BPKH

Humas BPKH menyajikan informasi terkini dan edukatif seputar haji, umrah, dan ilmu keuangan islam. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dan transparansi bagi masyarakat.