Tata Cara Sai yang Benar sesuai Tuntunan, Doa dan Hukumnya
Dalam rangkaian ibadah haji dan umroh, Sa’i merupakan salah satu ritual yang memiliki makna mendalam. Sa’i melambangkan perjalanan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Ismail, dan mengajarkan kita tentang ketekunan dan keyakinan kepada Allah. Meskipun terlihat sederhana, penting bagi setiap jamaah untuk memahami tata cara Ibadah Sa’i yang benar agar setiap langkahnya sesuai dengan tuntunan Nabi SAW. Mulai dari niat hingga tujuh kali perjalanan antara Bukit Shafa dan Marwah, semuanya memiliki aturan yang harus diperhatikan. Dengan mengetahui tata cara ini, diharapkan ibadah Sa’i kita lebih khusyu dan diterima di sisi Allah SWT.
Pengertian dan Makna Sai
Sai berasal dari bahasa Arab yang artinya berlari atau berjalan cepat. Sai merupakan salah satu rangkaian ibadah haji dan umrah yang penting dilaksanakan oleh calon jamaah haji dan umrah. Ibadah sa’i ini dilakukan dengan cara berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
Ibadah sai memiliki makna yang sangat penting bagi seorang muslim. Melalui ibadah sai, Anda diajak untuk merenungkan perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari-lari kecil mencari air untuk putranya Ismail.
Dikisahkan, Nabi Ibrahim pernah meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah tandus di Makkah atas perintah Allah. Dalam keadaan kehausan, Hajar berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air. Akhirnya, air zam-zam pun muncul sebagai karunia dari Allah SWT. Perjuangan Hajar inilah menjadi simbol kesabaran, keikhlasan, dan kepasrahan kepada kehendak Allah SWT.
Hukum Sa’i
Menurut beberapa madzhab, terutama Syafi’iyah, hukum melakukan sa’i adalah wajib. Adapun hukumnya juga dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 158:
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui.”
Selain itu, pentingnya sa’i juga dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ما أتمَّ اللهُ حَجَّ امرئٍ ولا عُمْرَتَه، لم يَطُفْ بين الصَّفا والمروةِ
Artinya: “Allah tidak akan menerima haji atau umroh seseorang yang tidak melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.” (HR. Bukhari)
Persiapan Sebelum Melakukan Sai
Sebelum melaksanakan ibadah sai, Anda perlu melakukan persiapan yang matang agar dapat menjalankan ibadah ini dengan baik.
1. Persiapan Fisik dan Mental
Persiapan fisik dan mental sangat penting sebelum melaksanakan ibadah sai. Anda perlu memastikan bahwa kondisi fisik dan mentalnya dalam keadaan prima agar mampu menjalani ibadah sai dengan baik.
2. Pemahaman Akan Rute Sai
Sebelum melaksanakan ibadah sai, Anda perlu memahami dengan baik rute yang akan dilalui. Mengetahui dengan jelas rute sai akan membantu Anda untuk menjalani ibadah ini dengan lebih khusyuk.
3. Menyiapkan Perlengkapan yang Diperlukan
Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan perlengkapan yang diperlukan, seperti air minum dan alas kaki yang nyaman, untuk menjalani ibadah sai dengan lancar.
Tata Cara Melakukan Sa’i yang Benar
Setelah melakukan persiapan yang matang, Anda perlu memahami tata cara melaksanakan ibadah sai yang benar, antara lain:
1. Memulai Sai dari Titik Awal: Bukit Shafa
Ibadah sa’i dimulai dari bukit Shafa, di mana Anda akan memulai perjalanan ke bukit Marwah. sambil membaca niat. Adapun bacaan niat melaksanakan sa’i yang harus dihafalkan oleh jemaah haji/umrah yakni:
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Artinya : Kami memulai dengan apa yang Allah mulai.
Setelah berada di atas bukit Shafa, menghadap kiblat dengan berdzikir dan berdoa apa yang diinginkan, lalu membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. (3x)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Artinya: “Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.” (HR. Muslim 1218).
2. Menjalani Rute Sai dengan Khusyuk
Berikutnya Anda melakukan sa’i dengan berjalan kaki bagi yang mampu, dan boleh menggunakan kursi roda atau skuter matic bagi yang udzur.
Perlu diketahui bahwa Anda wajib melakukan perjalanan dari Bukit Safa dan mengakhirinya di Bukit Marwah dalam 7 kali perjalanan. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali perjalanan. Sebaliknya, perjalanan dari Marwah ke Shafa juga dihitung sebagai satu kali perjalanan. Dengan demikian, hitungan ketujuh berakhir di Marwah.
Selain itu, selama menjalani rute sai, Anda perlu menjalaninya dengan penuh khusyuk. Ibadah sa’i merupakan waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
3. Berlari-lari Kecil saat Melintasi Lampu Hijau
Bagi jemaah laki-laki, disunnahkan untuk melakukan ar-raml (berlari-lari kecil) saat melintas di sepanjang lampu hijau. Sementara, jemaah perempuan cukup berjalan biasa.
4. Berdoa di Sepanjang Perjalanan
Anda dapat membaca doa dan zikir di sepanjang perjalanan sa’i dari Safa ke Marwa dan dari Marwa ke Safa. Begitu juga setiap kali mendaki bukit Shafa dan Marwah juga membaca dzikir dan doa pula sesuai keinginan.
5. Mengakhiri Sai dan Berdoa di Bukit Marwah
Setelah tiba di bukit Marwah sebagai titik akhir, Anda dapat membaca doa dan setelah itu tidak perlu shalat sunah setelah sa’i. Berikut bacaan doa di bukit Marwah sesudah melaksanakan sa’i:
اللّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَتَكِلْنَا وَعَلَى اْلإِيْمَانِ واْلإِسْلاَمِ الَكَامِلِ جَمِيْعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا اللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ أَنْ أَتَكَلَّفَ مَالاَ يَعْنِيْنِيْ وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ يَاأَرْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ.
Artinya: “Ya Allah, terimalah amalan kami, sehatkanlah kami, maafkanlah kesalahan kami dan tolonglah kami untuk taat dan bersyukur kepada-Mu. Jangan Engkau jadikan kami bergantung selain kepada-Mu. Matikanlah kami dalam iman dan Islam secara sempurna dan Engkau ridha. Ya Allah rahmatilah kami sehingga mampu meninggalkan segala maksiat selama hidup kami, dan rahmatilah kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak berguna. Karuniakanlah kami pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat-Mu rida terhadap kami, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”
Kesimpulan
Dalam ibadah haji dan umrah, melaksanakan sai dengan benar merupakan bagian yang sangat penting. Dengan memahami tata cara sai yang benar, Anda diharapkan dapat menjalani ibadah sai dengan khusyuk dan memperoleh manfaat spiritual yang besar dari ibadah ini.
Pentingnya memahami tata cara sai yang benar juga menjadi harapan agar ibadah sai dapat dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan dan kesungguhan. Semoga melalui ibadah sai, Anda dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh berkah serta ampunan-Nya.
Jika Anda masih memerlukan bantuan lebih lanjut terkait persiapan ibadah haji dan umrah, jangan ragu untuk menghubungi BPKH. Sebagai Badan Pengelola Keuangan Haji, kami hadir memberikan informasi terkini tentang penyelenggaraan haji dan pengelolaan keuangan haji dengan prinsip syariah, akuntabel dan transparansi.