Cara Mengatur Keuangan Ala Rasulullah Saw.
Dalam mengatur keuangan, Rasulullah saw. selalu memberikan contoh yang penuh kebijaksanaan dan relevan bagi kehidupan umatnya. Beliau tidak hanya mengajarkan cara menggunakan harta dengan bijak, tetapi juga bagaimana menanamkan nilai-nilai spiritual dalam pengelolaan keuangan. Berikut cara mengatur keuangan ala Rasulullah saw.:1. Mendahulukan Kebutuhan Utama
Rasulullah saw. selalu mengajarkan pentingnya mendahulukan kebutuhan pokok sebelum memikirkan hal-hal lain yang sifatnya tambahan. Dalam Islam, kebutuhan utama mencakup makanan, pakaian, dan tempat tinggal, yang menjadi fondasi utama untuk menjalani kehidupan. Beliau sering mengingatkan bahwa memenuhi kebutuhan pokok adalah prioritas sebelum mengalokasikan harta untuk hal lain. Anda bisa menerapkan prinsip ini dengan membuat daftar belanja atau rencana keuangan bulanan yang berisi kebutuhan dasar seperti bahan makanan, biaya listrik, dan tagihan rumah tangga. Hindari membeli barang yang tidak terlalu diperlukan hanya karena tergiur diskon atau tren, sehingga Anda bisa menjaga stabilitas keuangan. Baca Juga: Pengertian Kafalah, Dasar Hukum dan Rukunnya dalam Konteks Keuangan2. Hidup Sederhana
Hidup sederhana menjadi salah satu ajaran utama yang diteladankan oleh Rasulullah saw. dalam setiap aspek kehidupannya. Meski beliau adalah seorang pemimpin besar yang memiliki akses kepada berbagai sumber daya, beliau tetap memilih hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan ini bukan berarti hidup dalam kekurangan, tetapi hidup secukupnya, tidak berlebihan, dan memanfaatkan apa yang dimiliki untuk hal-hal yang benar-benar penting. Rasulullah SAW pernah bersabda:كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
Artinya: "Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan." (HR. Bukhari) Hadits ini mengajarkan bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara, sehingga seseorang tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk hal-hal yang bersifat duniawi. Hidup sederhana menjadi kunci untuk menjaga hati agar tidak terikat pada harta benda.3. Bersedekah Sebagai Bentuk Syukur
Bersedekah adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Nabi Muhammad saw. Beliau mencontohkan bahwa bersedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menjadi cara untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah Swt. Anda bisa mulai bersedekah dengan menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Tidak hanya dalam bentuk uang, sedekah juga bisa berupa makanan, pakaian, atau tenaga. Dengan bersedekah, Anda tidak hanya membantu sesama tetapi juga menciptakan hubungan sosial yang lebih harmonis.4. Berinvestasi dengan Bijak
Rasulullah saw. juga mendorong umatnya untuk berinvestasi, terutama dalam perdagangan. Dalam kisah hidupnya, Nabi Muhammad saw.menunjukkan bahwa berdagang menjadi salah satu cara yang baik untuk mengembangkan harta secara halal. Di era modern ini, Anda bisa menerapkan prinsip ini dengan memilih investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan halal, seperti emas, properti, atau reksadana syariah. Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memahami risiko dan potensi keuntungannya agar tidak mengalami kerugian. Ingat, investasi yang baik adalah yang membantu Anda mencapai tujuan finansial tanpa melanggar aturan syariah. Baca Juga: 8 Tokoh Ekonomi Islam Paling Berpengaruh di Indonesia dan Dunia5. Tidak Boros
Salah satu prinsip penting dalam pengelolaan keuangan ala Rasulullah saw, adalah menghindari perilaku boros. Nabi Muhammad saw. menekankan bahwa boros bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap rezeki yang telah Allah berikan. Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman:وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرً(٢٦)اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Artimya: "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra: 26-27)