Sejarah Masjid Nabawi: Jejak Nabi Muhammad di Madinah
Masjid Nabawi yang terletak di kota Madinah memiliki sejarah yang penuh makna. Masjid ini menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa besar dalam perkembangan Islam. Pendirian Masjid Nabawi merupakan titik awal terbentuknya masyarakat Muslim yang kokoh di Madinah, dan cerita di balik pembangunannya mengandung nilai-nilai kebaikan, kebijaksanaan, dan pengorbanan. Dalam artikel ini, BPKH akan menceritakan secara lengkap sejarah Masjid Nabawi. Untuk itu, simak sampai tuntas artikel di bawah ini!
Sejarah Masjid Nabawi
Setelah peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah dengan sambutan hangat dari penduduk setempat. Saat itu, seluruh penduduk Madinah menunggu kedatangan Rasulullah dengan antusias.
Ketika beliau akhirnya tiba, unta tunggangannya berhenti di sebuah tempat yang merupakan sebidang tanah milik dua anak yatim dari Bani Najjar, yaitu Suhail dan Sahl. Keduanya berada dalam asuhan As’ad bin Zurarah, salah satu sahabat Rasulullah. Pada saat itu, tanah tersebut digunakan sebagai tempat untuk menjemur kurma.
Rasulullah kemudian bersabda:
هَذَا إِنْ شَاءَ اللهُ الْمَنْزِلُ
Artinya: “Insya Allah, tempat ini (untuk) rumah.” (HR Bukhari)
Pernyataan ini menunjukkan keteguhan hati Rasulullah dalam memilih tempat yang akan menjadi pusat kegiatan umat Islam di Madinah. Namun, dalam proses ini, terdapat pelajaran penting tentang keadilan dan kesetaraan.
Ketika kedua anak yatim, Suhail dan Sahl, menawarkan tanah tersebut secara cuma-cuma kepada Rasulullah sebagai bentuk penghormatan dan cinta mereka, Rasulullah menolak pemberian itu. Beliau lebih memilih untuk membelinya secara sah. Keengganan Nabi Muhammad untuk menerima tanah secara gratis menunjukkan betapa pentingnya menghargai hak orang lain, bahkan terhadap anak yatim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin memberikan contoh yang baik dalam hal kepemilikan dan keadilan.
Setelah proses pembelian tanah selesai, pembangunan Masjid Nabawi pun dimulai. Pembangunan ini berlangsung selama dua belas hari dan melibatkan seluruh umat muslim yang baru saja hijrah dari Makkah serta penduduk Madinah.
Semua bergotong-royong dalam pekerjaan ini, mencerminkan semangat persaudaraan dan kerja sama yang kuat di antara mereka. Rasulullah sendiri turut membantu dalam proses pembangunan, menunjukkan teladan kepemimpinan yang tidak memisahkan diri dari umatnya. Beliau ikut mengangkat batu-bata, mengangkut tanah, dan membangun masjid bersama-sama dengan para sahabatnya.
Bangunan masjid pada awalnya sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari bata tanah liat, dan atapnya terdiri dari pelepah kurma yang memberikan perlindungan dari panasnya terik matahari. Masjid ini tidak memiliki banyak hiasan atau ornamen, tetapi semangat keimanan dan persatuan umat Islam yang mengisi tempat ini menjadi hal yang lebih berharga dibandingkan segala kemewahan.
Selain itu, di sekitar masjid, Rasulullah juga membangun kamar-kamar untuk para istri beliau. Kamar-kamar ini terbuat dari tanah, pelepah kurma, dan batu yang disusun. Rumah-rumah tersebut sangat sederhana, melambangkan kesederhanaan kehidupan Rasulullah dan keluarganya, meskipun beliau adalah pemimpin umat Islam.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Nabawi mengalami berbagai perubahan dan perluasan, tetapi semangat yang dibangun sejak awal tetap hidup hingga saat ini. Tempat yang sederhana ini menjadi jantung kehidupan masyarakat Muslim di Madinah, tempat di mana ajaran Islam berkembang pesat.
Baca Juga: Sejarah Gua Hira: Momen Penting dalam Sejarah Islam
Fungsi Masjid Nabawi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakannya Masjid Nabawi sebagai pusat dari segala aspek kehidupan komunitas muslim, meliputi aspek sosial, pendidikan, dan politik. Masjid ini menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, di mana setiap aktivitasnya menunjukkan betapa berperannya masjid dalam membina umat. Berikut berbagai fungsi Masjid Nabawi:
1. Sarana Ibadah Utama
Fungsi utama Masjid Nabawi adalah sebagai tempat beribadah. Di sinilah umat Islam berkumpul untuk menunaikan salat lima waktu, melaksanakan salat Jumat, dan mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh Rasulullah. Di tempat ini pula, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan bimbingan spiritual kepada umatnya, mengajarkan mereka tentang akidah, ibadah, dan nilai-nilai kehidupan.
2. Tempat Menampung Kaum Muhajirin
Salah satu keindahan dari Masjid Nabawi adalah bagaimana masjid ini menjadi tempat perlindungan bagi kaum Muhajirin yang baru datang dari Makkah. Mereka adalah orang-orang yang meninggalkan segalanya demi hijrah bersama Rasulullah. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki tempat tinggal atau harta benda, sehingga mereka tinggal di Masjid Nabawi di area yang disebut Shuffah.
Ahlu Shuffah, atau penghuni Shuffah adalah orang-orang yang sangat miskin tetapi bersemangat dalam mempelajari ilmu agama. Rasulullah memberikan perhatian khusus kepada mereka, memastikan mereka mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Di sinilah mereka belajar dan beribadah, serta menerima ajaran langsung dari Rasulullah.
Baca Juga: 7 Nama Sahabat Nabi Muhammad dan Perannya dalam Sejarah
3. Pusat Pembelajaran Islam
Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai tempat pendidikan. Di sinilah Rasulullah mengajarkan Al-Qur’an, hadis, serta berbagai ilmu yang berkaitan dengan agama dan kehidupan sehari-hari. Para sahabat belajar langsung dari Rasulullah, menyerap ajaran-ajaran yang kemudian mereka sebarkan ke seluruh dunia. Majelis ilmu yang diadakan di masjid ini menjadi ondasi kuat dalam penyebaran ilmu keislaman.
4. Tempat Perlindungan Bagi Wanita Muslimah
Tidak hanya kaum pria, Masjid Nabawi juga menjadi tempat perlindungan bagi wanita yang membutuhkan. Misalnya, beberapa wanita yang baru memeluk Islam dan tidak memiliki tempat tinggal, seperti al-Walidah as-Sauda, mendirikan tempat tinggal sementara di sekitar masjid. Masjid Nabawi menjadi tempat yang ramah dan penuh perhatian bagi setiap umat Islam, tanpa memandang jenis kelamin atau status sosial mereka.
5. Pusat Pengobatan
Pada masa peperangan, Masjid Nabawi berfungsi sebagai rumah sakit darurat. Kaum muslimin yang terluka dalam pertempuran dibawa ke masjid untuk dirawat. Rufaida al-Aslamiyya, seorang wanita yang memiliki keahlian dalam bidang kesehatan yang memainkan peran besar dalam mengobati para sahabat yang terluka. Ini menunjukkan bahwa masjid adalah tempat yang penuh kasih sayang dan perhatian terhadap kebutuhan umat.
6. Tempat Menerima Delegasi Diplomatik
Ketika Islam mulai dikenal luas, banyak delegasi dari berbagai wilayah yang datang untuk bertemu Rasulullah di Masjid Nabawi. Peran ini menjadikan masjid sebagai pusat diplomasi, di mana berbagai perundingan dan dialog politik berlangsung. Hal ini penting dalam memperkenalkan Islam secara damai dan mengatur hubungan baik dengan berbagai suku dan bangsa.
7. Tempat Rapat Komandan dan Kaum Muslimin
Masjid Nabawi juga menjadi tempat di mana Rasulullah mengadakan pertemuan dengan para sahabat dan komandan pasukan Islam. Dua faidah utama dari pertemuan ini adalah mempererat hubungan antara umat Islam dengan para pemimpin mereka dan membangun persatuan yang kokoh di antara para sahabat. Masjid menjadi pusat strategi, di mana keputusan penting tentang dakwah dan pertahanan umat Islam diambil.
Kesimpulan
Demikianlah cerita sejarah Masjid Nabawi yang memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana masjid ini menjadi pusat kehidupan umat Islam yang komprehensif. Keindahan Masjid Nabawi tidak hanya terletak pada arsitekturnya, tetapi juga pada perannya yang begitu besar dalam membangun masyarakat Islam yang penuh nilai-nilai luhur.
Ingin terus mendapatkan informasi seputar Islam, mulai dari sejarah penting hingga panduan ibadah seperti haji dan umrah? Jangan lewatkan khazanah keislaman dan informasi terbaru tentang pengelolaan keuangan haji yang sesuai dengan prinsip syariah, akuntabel, dan transparan hanya di BPKH.