Pemeriksaan Istithaah Kesehatan Haji yang Perlu Diketahui
Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Kemampuan atau istithaah ini mencakup banyak aspek, salah satunya adalah kesehatan. Sebelum melaksanakan ibadah haji, calon jemaah wajib melalui pemeriksaan istithaah kesehatan haji. ‘
Pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan bahwa para jemaah berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan siap menjalani rangkaian ibadah haji yang cukup berat dan menantang. Dalam artikel ini, BPKH akan membahas lebih lanjut tentang pemeriksaan istithaah kesehatan haji, hingga tips menjaga kesehatan sebelum berhaji. Untuk itu, simak sampai tuntas artikel di bawah!
Apa Itu Istithaah Kesehatan Haji?
Istithaah kesehatan haji merupakan pemeriksaan kesehatan yang wajib dilakukan oleh calon jemaah untuk memastikan bahwa mereka memiliki kondisi fisik dan mental yang cukup kuat untuk melaksanakan ibadah haji. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah adanya risiko kesehatan yang dapat membahayakan diri jemaah atau mengganggu pelaksanaan ibadah haji.
Baca Juga: Tahalul Dalam Haji: Makna, Jenis dan Tata Caranya
Tahapan Pemeriksaan Istithaah Kesehatan Haji
Pemeriksaan istithaah kesehatan haji meliputi beberapa tahapan yang bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan calon jemaah secara menyeluruh. Tahapan ini biasanya mencakup:
- Kedatangan untuk Pemeriksaan: Calon jemaah mendatangi tempat pemeriksaan kesehatan dengan membawa dokumen yang diperlukan.
- Permintaan Pemeriksaan Kesehatan: Calon jemaah mengajukan permintaan pemeriksaan untuk mendapatkan Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan.
- Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama: Pemeriksaan awal mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes penunjang seperti laboratorium dan radiologi untuk menilai kondisi kesehatan serta menentukan risiko kesehatan.
- Pengisian Data di Siskohatkes: Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam sistem Siskohatkes untuk memantau kesehatan calon jemaah.
- Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua: Dilakukan tiga bulan sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi apakah calon jemaah memenuhi syarat kesehatan (istithaah).
- Vaksinasi Wajib: Calon jemaah wajib divaksin meningitis, dengan vaksin influenza sebagai tambahan.
- Penetapan Istithaah Kesehatan: Dokter menetapkan status istithaah calon jemaah, apakah layak berangkat atau tidak dapat diberangkatkan.
Semua tahapan ini memastikan calon jemaah dalam kondisi prima untuk menjalankan ibadah haji.
Baca Juga: Panduan Haji: Hukum Badal Haji Bagi Orang Tua Masih Hidup
Kategori Istithaah Kesehatan Haji
Berikut adalah empat kategori yang telah dibuat oleh Kementerian Kesehatan dalam istithaah kesehatan jemaah haji:
1. Jemaah yang Dinyatakan Istithaah Kesehatan
Jemaah dalam kategori ini dinyatakan sehat dan tidak memiliki pengecualian apa pun yang menghalangi mereka untuk melaksanakan ibadah haji. Mereka dapat langsung melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih) tanpa hambatan.
2. Istithaah dengan Pendampingan
Jemaah yang masuk dalam kategori ini memerlukan pendampingan selama melaksanakan ibadah haji. Pendampingan ini bisa berupa kehadiran orang lain yang membantu atau jemaah tersebut harus tetap membawa obat-obatan yang rutin dikonsumsi. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memastikan jemaah tetap dapat menjalani ibadah dengan aman meskipun memiliki kondisi kesehatan tertentu.
3. Tidak Istithaah Sementara
Jemaah yang masuk dalam kategori ini dinyatakan tidak istithaah sementara karena memiliki indikasi penyakit. Namun, kondisi ini masih memungkinkan untuk sembuh dengan perawatan yang tepat, seperti mengonsumsi obat secara teratur dan rutin memeriksakan kesehatan. Jika kondisi kesehatannya membaik, jemaah dapat dipertimbangkan kembali untuk diberangkatkan.
4. Tidak Istithaah Kesehatan
Jemaah dalam kategori ini dinyatakan tidak istithaah secara kesehatan dan tidak dapat diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah haji. Jemaah yang masuk dalam kategori ini akan diberikan beberapa pilihan, yaitu:
- Tidak membatalkan porsi haji mereka dan menunggu kondisi kesehatan membaik pada masa mendatang.
- Melimpahkan porsi haji kepada ahli waris.
- Membatalkan porsi haji dan menarik kembali setoran awal yang telah dibayarkan.
Keempat kategori ini dibuat untuk memastikan bahwa jemaah yang berangkat menunaikan ibadah haji berada dalam kondisi yang optimal untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan aman dan khusyuk.
Tip Menjaga Kesehatan sebelum Berhaji
Setelah memahami kategori istithaah kesehatan haji, calon jemaah juga perlu mempersiapkan diri secara mandiri dengan menjaga kesehatan sebelum berangkat ke Tanah Suci. Berikut beberapa tips yang dapat membantu calon jemaah menjaga kesehatan sebelum berhaji:
1. Rutin Berolahraga
Salah satu persiapan fisik yang penting adalah rutin berolahraga. Latihan fisik dapat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, yang sangat dibutuhkan selama pelaksanaan ibadah haji. Calon jemaah disarankan untuk melakukan olahraga ringan hingga sedang, seperti jalan kaki, joging, atau bersepeda, setidaknya tiga hingga empat kali seminggu. Mulailah latihan ini beberapa bulan sebelum keberangkatan untuk memastikan tubuh siap menghadapi aktivitas fisik yang berat.
2. Mengatur Pola Makan Sehat
Pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, serta biji-bijian utuh. Hindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak jenuh, serta perbanyak konsumsi air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Memiliki berat badan ideal juga penting untuk mengurangi risiko penyakit selama berhaji.
3. Mengelola Stres
Menjaga kesehatan mental juga merupakan bagian penting dari persiapan berhaji. Perjalanan haji bisa menjadi pengalaman yang penuh dengan tantangan dan tekanan, sehingga kemampuan mengelola stres sangat dibutuhkan. Cobalah untuk melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, zikir, atau pernapasan dalam untuk menjaga pikiran tetap tenang. Selain itu, pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup setiap malamnya.
Baca Juga: Perbuatan Dosa yang Dilipatkan Jika Dilakukan saat Haji
4. Memeriksakan Kesehatan Secara Berkala
Selain pemeriksaan istithaah kesehatan haji yang diwajibkan, disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di dokter pribadi. Hal ini dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan sedini mungkin dan memastikan bahwa kondisi tubuh benar-benar optimal sebelum melakukan ibadah haji. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada keluhan atau gejala yang tidak biasa.
5. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Untuk menjaga kesehatan selama berhaji, calon jemaah juga perlu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain vaksinasi, konsumsi suplemen seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen agar sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.
Kesimpulan
Pemeriksaan istithaah kesehatan haji merupakan langkah penting yang tidak boleh diabaikan oleh setiap calon jemaah. Pemeriksaan ini memastikan bahwa calon jemaah dalam kondisi fisik dan mental yang baik untuk melaksanakan ibadah haji dengan aman dan lancar. Selain menjalani pemeriksaan kesehatan, calon jemaah juga perlu melakukan persiapan mandiri dengan menjaga kesehatan melalui olahraga, pola makan yang sehat, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Untuk menemukan informasi terkini tentang penyelenggaraan haji dan pengelolaan keuangan haji dengan prinsip syariah, akuntabel, dan transparan, kunjungi website BPKH. Selain itu, Anda juga dapat memperoleh berbagai pengetahuan Islam lainnya yang akan memperkaya persiapan spiritual Anda sebelum menunaikan ibadah haji.